SEKILAS INFO
  • 2 tahun yang lalu / Semarakkan ibadah, dan senantiasa jaga protokol kesehatan
  • 2 tahun yang lalu / Selamat Menunaikan ibadah puasa Ramadhan 1443 H
  • 5 tahun yang lalu / Web resmi Pembinaan Agama Islam (PAI) RSUD dr Soedono Madiun
WAKTU :

AlQuran sebagai Obat dan Rahmat

Terbit 21 April 2020 | Oleh : admin | Kategori : BelajarIbadah
AlQuran sebagai Obat dan Rahmat

Pernahkan Anda mendengar sosok yang bernama al-Fudhail bin Iyadh r.a?

Beliau adalah seorang ulama besar dan ahli ibadah. Dikisahkan bahwa dahulu beliau adalah seorang penjahat yang sangat ditakuti. Sebab taubat beliau bermula dari hasrat beliau kepada seorang wanita. Ketika menaiki sebuah tembok untuk melampiaskan nafsunya kepada si wanita tersebut, tiba-tiba beliau mendengar seseorang membaca ayat al-Qur’an,

“Belum datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun.” (al-Hadid: 16)

Tatkala mendengar ayat ini, al- Fudhail bin Iyadh lantas berujar, “Tentu wahai Rabbku, sekarang sudah datang waktunya!”  Akhirnya beliau pun kembali.

Lalu pada malam hari beliau bersembunyi di sebuah reruntuhan bangunan. Pada saat itulah ada serombongan orang yang hendak lewat di sekitar tempat itu. Sebagian mereka mengatakan, “Kita lanjutkan perjalanan kita.” Sebagian yang lain mengatakan, “Kita tunggu sampai pagi hari saja. Sungguh al-Fudhail nanti akan mencegat dan merampok kita kalau kita teruskan perjalanan ini.” Mendengar percakapan mereka, al-Fudhail berkata, “Akupun berpikir, malam hari aku bergelimang dengan kemaksiatan, sementara kaum muslimin di daerah ini takut kepadaku. Aku merasa bahwa tidaklah Allah menggiringku kepada mereka melainkan agar aku segera berhenti dari kejahatanku ini. Ya Allah, sungguh aku bertaubat kepada-Mu. Aku akan wujudkan taubatku dengan menjalani hidup di dekat al-Baitul Haram.” (Siyar A’lamin Nubala’)

Salah satu pelajaran yang bisa kita petik adalah bahwa al-Qur’an sebagai obat. Penyakit hati berupa kemaksiatan dan kejahatan yang selama ini menjangkiti beliau, hilang seketika -dengan izin Allah- setelah mendengar ayat al-Qur’an dibacakan. Allah ta’ala memberikan hidayah kepadanya melaui obat al-Qur’an yang berisi nasehat, peringatan dan petunjuk kepada kebenaran.

Selain Obat Hati, Al-Qur’an Juga Sebagai Obat Jasmani

Obat yang terkandung dalam al-Qur’an bersifat umum, baik obat penyakit hati  maupun obat penyakit badan (fisik). Al-Qur’an adalah obat dari penyakit hati berupa syubhat (kerancuan memahami agama), kebodohan, pemikiran yang rusak, penyimpangan, maupun niatan-niatan dan tendensi yang jelek. Hal ini karena di dalam al-Qur’an terdapat ilmu, di mana segala syubhat dan kebodohan akan hilang karenanya. Di dalam al-Qur’an juga terdapat nasehat dan peringatan, yang dengannya bisa menghilangkan segala syahwat yang menyelisihi perintah Allah ta’ala. Selain itu, al-Qur’an juga sebagai obat dari penyakit yang menyerang jasmani. (Lihat Taisirul Karimir Rahman)

Al-Iman Ibnu Qayyim al-Jauziyyah mengatakan, “Al-Qur’an merupakan obat penyembuh yang sempurna dari segala pernyakit hati dan badan, serta penyakit yang berkaitan dengan perkara dunia maupun akhirat.

Tidak setiap orang diberi kemampuan dan taufik untuk bisa berobat dengan al-Qur’an ini. Apabila orang yang sakit menggunakan al-Qur’an sebagai obatnya dengan cara yang baik dan meletakkannya pada rasa sakitnya dengan penuh kejujuran dan keimanan, menerima dengan sepenuhnya, kokoh keyakinannya, dan memenuhi syarat-syaratnya, niscaya penyakit itu tidak akan bisa menyerang dia selamanya.

Bagaimana mungkin suatu pernyakit mampu menghadapi Kalamullah, yang jika diturunkan kepada gunung saja mampu menghancurkannya atau diturunkan kepada bumi bisa membelahnya? Sehingga tidak ada satu penyakitpun, baik penyakit hati maupun penyakit badan, kecuali dalam al-Qur’an pasti ada cara dan petunjuk untuk mengobatinya dan sebab-sebab kesembuhannya, serta penjagaan dari penyakit bagi orang yang Allah berikan karunia pemahaman terhadap kitab-Nya.” (Zaadul Ma’ad)

Di antara bukti bahwa al-Qur’an juga sebagai obat jasmani adalah sebagaimana peristiwa yang diceritakan oleh Abu Said al-Khudri berikut, “Dahulu beberapa orang shahabat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam sedang safar. Ketika singgah di sebuah perkampungan Arab, mereka hendak bertamu, penduduk kampung tersebut enggan untuk menjamu mereka. Kemudian penduduk tersebut mengatakan, “Apakah di antara kalian ada yang bisa meruqyah?”, ini karena pemimpin kampung tersengat hewan berbisa. Ia berharap ada di antara rombongan shahabat Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam tersebut yang berkenan untuk mengobatinya. Salah seorang shahabat berkata, “Ya, ada!”, lalu ia mendatangi pemimpin kampung tersebut dan meruqyahnya dengan membaca surat al-Fatihah.” Mereka berkata, “Kita tidak usah membicarakan sedikitpun tentang hal ini sampai kita jumpai atau kita tanyakan kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam.” Tatkala tiba di Madinah, mereka menyampaikan kisah yang mereka alami kepada Rasulullah shalallanu ‘alaihi wasallam. Beliau shalallahu ‘alaihi wasallam pun bersabda,“Bagaimana ia bisa tahu bahwa surat al-Fatihah adalah ruqyah? Bagilah kambing tersebut dan berikan untukku bagiannya!”

(HR. al-Bukhari , Muslim)

Al-Qur’an Sebagai Rahmat

Al-Qur’an adalah sebagai rahmat, di dalamnya terkandung penjelasan sebab-sebab dan sarana untuk menggapai rahmat Allah ta’ala. Kapan saja seorang hamba melakukan sebab-sebab tersebut, maka dia akan memperoleh kemenangan dengan mendapatkan rahmat dan kebahagiaaan yang abadi, serta ganjaran kebaikan, cepat atau lambat. (Taisirul Karimir Rahman)

Al-Imam asy-Syaukani berkata, “Al-Qur’an sebagai rahmat bagi kaum mukmin karena di dalamnya terkandung ilmu yang bermanfaat, yang mencakup seluruh perkara yang akan mendatangkan kebaikan agama maupun dunia. Di samping itu, membaca al-Qur’an dan mentadaburinya akan mendatangkan pahala besar, sebagai sebab datangnya rahmat Allah, ampunan dan keridhaan-Nya.” (Fathul Qadir)

Al-Imam al-Qurthubi rahimahullah juga menjelaskan, bahwa al-Qur’an sebagai rahmat bagi kaum mukminin terwujud dalam bentuk terlepasnya mereka dari kesusahan, dibersihkan dari segala kekurangan, serta dihapuskan dari berbagai dosa, di samping pahala berlipat bagi siapa saja yang membacanya.

Sebagaimana sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam, “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah (al-Qur’an), maka dia mendapatkan satu pahala. Satu pahala tersebut akan dilipatgandakan menjadi sepuluh kali, Aku tidak mengatakan ‘Alif Laam Miim’ satu huruf, akan tetapi ‘Alif’ satu huruf, ‘Laam’ satu huruf, dan ‘Miim’ satu huruf.” (HR. at-Tirmidzi )

Rasulullah shalallahu ‘alaihiwasallam bersabda,“Bacalah al-Qur’an, karena sesungguhnya al-Qur’an akan datang pada hari kiamat nanti sebagai pemberi syafaat bagi orang yang membacanya.” (HR. Muslim )

Al-Qur’an sebagai pemberi syafa’at bagi orang yang membacanya. Tidak hanya sebatas membaca saja, namun juga diiringi dengan pengamalan, yaitu mengamalkan kandungan al-Qur’an dengan sebaik-baiknya. Inilah salah satu wujud al-Qur’an sebagai rahmat bagi kaum mukminin.

Wallahu a’lam bishshawab.

 

SebelumnyaKeutamaan Shalat Berjama’ah di Masjid SesudahnyaBEKAL ILMU UNTUK MENYAMBUT RAMADHAN

Tausiyah Lainnya